Ketua Bawaslu dorong Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY Terlibat Aktif dalam Pengawasan Pemilu melalui Kuliah Umum bersama Praktisi

 

Pemilihan Umum adalah arena kontestasi yang sudah terlembagakan untuk mendapatkan kekuasaan. Gegap gempita pesta demokrasi pemilu pilpres, pileg dan pilkada 2024 sudah mulai terasa. Eskalasi politik di kalangan akar rumput sampai dengan elit politik terus meningkat. Konstelasi politik begitu dinamis dan berubah setiap saat termasuk munculnya berbagai alternatif pilihan politik 2024 yang ditawarkan. Masyarakat semakin banyak mengikuti pemberitaan dan secara aktif berpartisipasi dalam pembicaraan politik. Berdasarkan data pemilih sementara yang dirilis Komisi Pemilihan Umum 2023 terdapat 205 juta orang yang merupakan calon pemilih untuk Pemilu 2024. Dari data tersebut 53-55% pemilih merupakan pemilih muda yang berusia 17-40 tahun. Dari pemilih muda tersebut, cukup banyak pemilih pemula yang pada tahun 2024 berusia 17-21 tahun. Dari rentang usia tersebut, saat ini pemilih pemula mayoritas sedang menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT). Kondisi ini menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk mempersiapkan pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas. Hal ini diungkapkan oleh Didik Joko Nugroho, S.Ant., M.IP selaku Ketua Bawaslu Kabupaten Bantul dalam acara kuliah umum bersama praktisi mata kuliah Politik, Demokrasi dan Masyarakat Sipil yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Sosiologi, FISHIPOL UNY.

Acara yang dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 13 Oktober 2023 di Aula lantai 4 Gedung Laboratorium Terpadu IsDB FISHIPOL UNY bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa (sebagai pemilih pemula) tentang pelaksanaan pesta demokrasi dan mendorong mereka untuk terlibat secara aktif, tidak hanya dalam menggunakan hak pilih, tetapi juga terlibat dalam pengawasan secara independen, hingga memastikan proses demokrasi direalisasikan calon terpilih. Oleh sebab itu sangat penting untuk mendorong mahasiswa terlibat sebagai agen pengawasan berjalannya pemilihan umum sekaligus mendorong peran aktif mahasiswa untuk memastikan pemilu berlangsung secara jujur dan adil sebagai langkah penting dalam mewujudkan budaya politik yang sehat dan demokratis.

Lebih lanjut pria kelahiran Bantul, 29 Juni 1980 yang akrab disapa Mas Didik ini mengungkapkan bahwa pemilih pemula memainkan peran yang sangat penting dalam pemilu 2024. Sebagai generasi muda yang terlibat dalam proses pemilihan, pemilih pemula memiliki potensi besar untuk membentuk arah politik negara dalam jangka Panjang. Pemilih pemula memiliki potensi besar untuk mempengaruhi hasil pemilihan, karena mereka memiliki jumlah suara yang signifikan. Selain itu pemilih pemula juga merepresentasikan kepentingan generasi muda. Pemilih pemula mewakili generasi muda yang memiliki kepentingan khusus dalam politik dan kebijakan publik. Dengan memberikan suara, pemilih pemula dapat memastikan bahwa kepentingan generasi muda diwakili dengan baik di dalam pemerintahan. Pemilih pemula menjadi agen perubahan. Pemilih pemula memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dan memperjuangkan perubahan positif di negara mereka. Dengan memberikan suara, mereka dapat memilih calon dan partai politik yang berkomitmen untuk mencapai tujuan dan visi yang sejalan dengan nilai dan aspirasi mereka. Pemilih pemula walaupun secara pengalaman sangat minim, tetapi memiliki jumlah yang cukup besar sekaligus mayoritas berasal dari masyarakat terdidik, sehingga perlu upaya mendorong pemilih pemula untuk terlibat secara aktif dalam pemilihan umum dengan mengerti peran mereka, turut terlibat dalam pengawasan pesta demokrasi hingga memastikan suara dan aspirasi mereka benar-benar direalisasikan oleh calon-calon terpilih.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Bantul selama 2 periode ini juga menegaskan bahwa peran mahasiswa dalam pengawasan pemilu sangat penting untuk memastikan bahwa pemilihan umum berjalan dengan adil, transparan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Beberapa peran penting yang bisa diambil oleh mahasiswa dalam pengawasan pemilu antara lain mengawasi proses pendaftaran yakni mahasiswa dapat membantu memastikan bahwa proses pendaftaran pemilih berjalan dengan baik dan transparan. Mahasiswa dapat mengorganisir kampanye untuk mendorong masyarakat, terutama rekan-rekan mahasiswa, untuk mendaftar sebagai pemilih. Peran yang lain yakni memantau kampanye pemilu yakni Mahasiswa dapat mengawasi kampanye pemilu untuk memeriksa apakah semua kandidat dan partai politik mengikuti peraturan yang berlaku. Mahasiswa dapat melaporkan pelanggaran yang mereka temukan kepada otoritas yang berwenang. Peran yang lain antara lain melakukan pendidikan pemilih yakni mahasiswa dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara memilih dengan benar, hak-hak pemilih, dan pentingnya partisipasi dalam pemilu. Mahasiswa juga dapat membantu pemilih muda untuk memahami isu-isu politik dan memilih dengan bijak. Dengan mengambil peran aktif dalam pengawasan pemilu, mahasiswa dapat membantu menjaga integritas pemilu dan mendorong proses demokratis yang lebih kuat dan lebih adil. Hal ini merupakan wujud dari keterlibatan mereka dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.

Acara yang dimoderatori oleh Datu Jatmiko sekaligus dosen pengampu mata kuliah Politik, Demokrasi dan Masyarakat Sipil ini juga memberikan pengetahuan sekaligus mengecek daftar pemilih pemilu terutama mahasiswa terkait sudah terdaftar atau belum sebagai daftar pemilih pada website https://cekdptonline.kpu.go.id/ . Selain itu acara yang dihadiri oleh dosen-dosen Departemen Pendidikan Sosiologi, mahasiswa Pendidikan Sosiologi mulai dari semester 1,3 dan 5 serta mahasiswa umum ini juga memberikan pengetahuan dan cara agar melapor ke sistem yang ada di bawaslu ketika mahasiswa mengetahui ada kecurangan dalam proses pemilu melalui situs https://sigaplapor.bawaslu.go.id/ . Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai pengetahuan politik dan demokrasi langsung dari praktisi terkait (datu).