Bisa Apa Alumni Pendidikan Sosiologi?

“Tahukah kamu bahwa banyak orang yang akan menilai dari hasil yang kau raih, mereka tidak peduli dengan perjuanganmu dalam memulai langkah pertama tapi percayalah proses tidak akan mengkhianati hasil”


Siapa sangka siswa SMA yang tidak lulus mendaftar SNMPTN Undangan di Perguruan Tinggi negeri favorit di daerahnya bisa diterima di salah satu Perguruan Tinggi Pendidikan terbaik di Indonesia lewat jalur Seleksi Bersama. Siapa sangka?

Sudah menjadi rencana semesta untuk berproses di Universitas Negeri Yogyakarta, tidak pernah terbayang memang bisa kuliah sejauh ini, datang dari Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan membawa segenggam semangat untuk memulai perjalanan baru di Kota Yogyakarta yang terkenal dengan julukan kota pelajar. Baru tahu kan ada kota yang bernama Pagar Alam? Kota kecil ini dikelilingi oleh perbukitan yang membentuk seperti pagar yang mengelilingi kota. Kata orang, lebih indah dari New York dan lebih romantis dari Paris. Entahlah, tapi bagiku, kota ini awal aku memulai pengalaman berproses menjadi aku yang sekarang.

Aku diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Sosiologi, lagi-lagi mungkin prodi yang asing, tapi di prodi ini lah aku mengarungi langkah, mendedah nalar berpikir dan mengkontruksi ragam perspektifku sehingga aku bisa menjadi Pendidik (Guru) saat ini. Pejalanan dimulai, pada awalnya beberapa orang mengangap remeh kuliahku di pendidikan sosiologi, emang mau jadi apa? Mau jadi guru? Susah lho nanti hidupmu? Kegalauan sempat membuncah, tetapi semangat dan rasa bangga diterima di Universitas Pendidikan terbaik di Indonesia membuat aku bangkit dan memulai perjuanganku.

Hari-hari awal kuliah, sama seperti mahasiswa baru kebanyakan menjalani rutinitas sebagai mahasiswa rasanya masih asing bagiku, apalagi banyak sekali program-program kemahasiswaan seperti seminar, diskusi, magang organisasi, tutorial, dan sebagainya. Walaupun penuh dengan kesibukan, tetap kegiatan yang paling seru itu jalan-jalan bareng teman kelas keliling Jogja, yang kami lakukan rutin, bahkan sampai kami wisuda.

Tahun 2011 aku memulai langkah belajar berorganisasi. Organisasi pertama yang kuikuti adalah Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi (HIMA DILOGI). Pada saat itu, semesta memberikan kesempatan untuk belajar menjadi Wakil Ketua HIMA DILOGI 2011. Pada tahun 2012 aku ikut mencalonkan diri menjadi Ketua HIMA DILOGI, akan tetapi semesta tidak mengizinkan. Semesta memberikan pelajaran untuk kembali berproses dari bawah. Pada saat itu aku mengerti bahwa banyak proses yang belum selesai dipelajari saat menjadi Wakil Ketua, yang pada akhirnya Tuhan memintaku untuk mundur kembali menyelesaikan proses belajar di HIMA DILOGI. Sebagai manusia biasa, aku mengerti bahwa hati kecewa belum diberikan kesempatan menjadi pemimpin saat itu, kadang hidup memang harus menepi, mengambil jeda untuk mengumpulkan semangat, mengambil hikmah, dan menguatkan langkah. Kegagalan itu tidak membuatku mundur, pada 2012 aku masih tergabung di HIMA DILOGI menjadi staf bidang penelitian. selain ikut HIMA DILOGI, pada tahun yang sama aku bergabung dengan BEM FIS UNY menjadi staf Advokasi dan Pelayanan Publik.

Rencana Tuhan memang sempurna

Aktif di dua organisasi saat itu tidak membuatku berhenti berkarya, aku paham bahwa tujuan awalku disini adalah belajar sosiologi untuk menjadi calon guru. Tetap menjaga fokus untuk kuliah sambil organisasi, juga mengembangkan diri mengikuti banyak ajang perlombaan. Menjadi juara 1 LKTI, Juara 2 Media Pembelajaran, Lolos PKM GT 3 Karya, Juara 2 PKM GT, Juara Lomba Puisi, Juara Menulis Esai, dan yang paling berkesan mengikuti Call Of Paper yang diselenggarakan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia.

Selain mengikuti HIMA DILOGI, BEM FIS UNY 2012, dan berbagai kompetisi, di tahun ini aku juga bekerja di LIMUNY Lounge.  Sampai beberapa teman bilang “super sibuk Dir?”. Hmm… bukankah tidak ada orang yang benar-benar sibuk? yang ada hanyalah orang yang tidak dapat mengelola waktu dengan baik. Bagiku 24 jam sangat berharga untuk belajar di Jogja saat itu.

Aku percaya pepatah klasik “usaha tak akan pernah menghianati hasil” itu benar. Bukan hanya akrab dengan usaha, pada saat menjalaninya kita juga harus berteman dengan sabar dan ikhlas. Sampai akhirnya semesta memeluk mimpiku untuk menjadi seorang pemimpin. Tahun 2013, aku diberi amanah untuk menjadi Ketua BEM FIS UNY dan Sekjen Forum Lembaga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Indonesia (FOLMASPI). Selain itu aku juga ikut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UNY sebagai staf sosial politik.

Siapa bilang kalau aktif organisasi akan membuat prestasi akademik menurun. Tahun 2013, aku mendapat penghargaan sebagai Juara 1 Mahasiswa Berprestasi FIS UNY. Mencoba menerjemahkan filosofi leading by example, aku belajar untuk menyeimbangkan prestasi akademik dengan kegiatan organisasi. It works, aku berhasil menjadi Ketua BEM FIS dan Mahasiswa berprestasi FIS UNY di tahun yang bersamaan. Salah satu keuntungan menjadi Mawapres UNY saat itu adalah diberi kesempatan untuk belajar ke Chiang May University Thailand. Bagiku ini kesempatan emas untuk belajar dan menambah pengalaman, dan apa yang kudapat dari Thailand menjadi salah satu referensi untuk mengerjakan riset tugas akhir skripsiku.

Prestasi, Aktivis dan Pekerjaan terbaik

2014 menjadi tahun terbaik ketika aku dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Sebenarnya ada banyak mahasiswa angkatanku yang lulus lebih cepat di periode pertama, akan tetapi Tuhan memang sudah menyempurnakan rencananya. Yudisiumku ditunda tidak pada periode pertama, akan tetapi ikut pada periode Mei 2014 dan Wisuda Periode Agustus 2014. Siapa sangka saat pelepasan wisuda aku dianugerahi sebagai peraih IPK tertinggi Jurusan Pendidikan Sosiologi dan menjadi Aktivis Terbaik Fakultas. Kemudian keesokan harinya dikejutkan dengan kabar bahwa menjadi lulusan tercepat periode Agustus 2014.

Kebaikan rencana-Nya berlanjut, ketika semua berkas untuk melanjutkan S2 dengan beasiswa penuh sudah siap, bahkan LoA sudah ditangan. Keluarga di desa memintaku untuk menunda kuliah S2 dan meminta ikut seleksi CPNS di Kab. PALI Sumatera Selatan. Mungkin ini bukan pilihan terbalik bagi ku, akan tetapi pilihan terbaik dari-Nya. Berkat rencanaNya dan restu keluarga aku diterima menjadi pendidik di SMA N 2 Unggulan Talang Ubi. Hari-hariku kini dihiasi dengan celoteh siswa dan tanggung jawabku untuk menyiapkan generasi masa depan. Tugas dan tantangan yang tidak ringan, tapi aku menikmatinya.

Belajar berorganisasi di HIMA DILOGI dan BEM FIS UNY memberikan manfaat yang amat terasa hingga sekarang. Selain aktif di sekolah, sebagai guru pembelajar aku selalu ingin meningkatkan pengetahuan yang kumiliki dan mendayagunakannya untuk kebaikan banyak orang. Di sela-sela pengabdian, aku mendirikan Komunitas Jadi Baik. Komunitas Jadi Baik fokus pada program community service yang terbentuk dikarenankan kurangnya pemimpin yang peka akan lingkungan sekitarnya. Cukup sedikit pemimpin ataupun pelajar yang mau dan rela terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan perubahan dalam masyarakat. Pentingnya kepekaan dan kepedulian sosial tersebut menghasilkan suatu kegiatan sosial dengan terjun langsung di masyarakat. Program yang dilaksanakan bukanlah program yang sekali jalan, namun suatu bentuk program berkepanjangan dengan orientasi produk serta perubahan yang lebih baik. Sehingga kegiatan sosial tersebut diwujudkan dalam community service yang secara harafiah merupakan program pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan khususnya oleh peserta didik SMA Negeri 2 Unggulan Talang Ubi, yang sejalan dengan visi komunitas Jadi Baik yaitu empowering together.

Aku juga menjadi mahasiswa pascasarjana manajemen pendidikan universitas PGRI, aktif di organisasi IGI PALI, menjadi ketua MGMP Sosiologi Kab. PALI dan menjadi relawan di DigitalEduCommunity. Di usiaku yang masih muda, aku diberi kesempatan menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Sarana Prasarana di SMA terbaik Kabupaten PALI, yaitu SMAN 2 Unggulan Talang Ubi.

Memang hidup harus banyak bersyukur, walaupun baru 4 tahun mengajar, aku sudah mendapat sertifikasi guru berkat kesempatan belajar di Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan di UPI Bandung. Entah besok aku jadi apa, aku percaya apa yang kuusahakan hari ini akan menentukan kehidupanku di masa depan. Jangan lupa untuk selalu merasa bodoh, agar selalu semangat untuk belajar. Selamat berproses, jangan lupa bahagia.

Agung Dirga Kusuma
Guru Sosiologi SMA 2 Unggulan Talang Ubi, Founder Komunitas Jadi Baik, Alumni Angkatan 2010