Resensi Buku How to Do Nothing: Resisting the Attention Economy

RESENSI BUKU

Oleh : Andri Prasetiyo, S.Pd., M.Si. (Alumnus Pendidikan Sosiologi FIS UNY)

Peneliti di Publish What You Pay

 

Judul           : How to Do Nothing: Resisting the Attention Economy

Penulis        : Jenny Odell

Penerbit     : Melville House

Tahun          : 2019

 

Kegelisahan telah menjadi sebuah kesatuan utuh bagi manusia dalam realitas kehidupan modern. Odell menyoroti logika invasif komersial dari internet, media sosial yang dapat menjadi pelatuk rasa kecemburuan sosial, kecemasan, dan masalah dalam interaksi riil. Odell, penulis yang berasal dari Oakland California – tempat dimana inovasi teknologi subur berkembang, mencoba memberikan tawaran solusi atas problematika tersebut melalui buku yang ditulisnya ini. Solusi tersebut adalah menarik diri agar dapat tercerabut sementara waktu dari gulungan keriuhan teknologi informasi. Dalam konteks ini penulis mencoba mengajak pembaca untuk mendudukkan kembali pentingnya keheningan dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Kala mengulas tentang kemungkinan menarik diri atas hal tersebut, pembaca kemudian diajak untuk mengimbanginya dengan keterlibatan yang lebih aktif dalam interaksi dan ruang-ruang di dunia nyata. Dengan demikian, “How to Do Nothing”, kemudian tidaklah sepenuhnya bermakna tidak melakukan apapun. Lebih lanjut, yang perlahan patut ditekankan adalah adanya dorongan untuk melakukan pergeseran atas perhatian kolektif. Jika sebelumnya perhatian kolektif masyarakat —atas pengaruh teknologi informasi— bergeser pada ruang-ruang virtual, kini perlu dialihkan kembali untuk menghasilkan kesadaran di dunia nyata. Dunia yang tidak hanya menghasilkan perhatian dan kedekatan semu sebagaimana di ranah virtual.

Mengalihkan perhatian dan melakukan langkah tersebut jelas tidak mudah. Ruang-ruang virtual, seperti media sosial, telah terlanjur mengambil banyak waktu yang kita miliki. Dengan menarik diri, kecemasan, perilaku konsumtif, produktivitas waktu yang berkurang perlahan dapat teratasi. Pada akhirnya, individu sebagai aktor sosial dan masyarakat secara luas kembali menemukan tujuan yang menurut Odell disebut sebagai kebermaknaan hidup.

Tidak sedikit dari kita barangkali telah terjebak pada perilaku repetitif yang kurang bermakna, mengecek telefon pintar berulang kali, menggulirkan lini masa media sosial tanpa ujung, melihat portal belanja dan membeli barang yang tidak cukup kita butuhkan. Tindakan itu selama ini kita lakukan agar merasa tetap dapat “hidup”, padahal sejatinya “tidak”. Sekarang, barangkali saatnya, merenungkan ulang semuanya, dan mulai mengambil keputusan untuk “tidak lakukan apapun”. Kembali jejakkan perilaku sosial pada arah yang seharusnya dan hal ini paling mudah dimulai dengan meletakkan apa yang sering mendistraksi tujuan, yaitu gawai kita.

Percayalah, dalam modernitas hari-hari ini “tidak melakukan apapun” adalah bagian dari tindakan yang rasional!

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.
CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Image CAPTCHA
Enter the characters shown in the image.