SOSOK DILOGI (MIRDA)

Halo semua perkenalkan nama saya Mirda Yanti Mahasiswi jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta. Saya berasal dari Sulawesi Tengah.  Saya menjadi bagian dari UNY setelah dinyatakan lulus pada tahap seleksi jalur SBMPTN 2020. Sebelum memutuskan untuk masuk ke UNY banyak pertimbangan yang saya lakukan. Hal yang paling utama adalah kualitas, saya mendedikasikan diri untuk melanjutkan pendidikan tinggi keluar pulau dan memang harus mencari sesuatu yang luar biasa. Persiapan saya lakukan cukup matang karena pada tahap seleksi SNMPTN saya ditolak oleh UNY. Saya yakin akan keputusan saya bahwa UNY merupakan tempat yang harus saya kunjungi untuk menuntut ilmu maka persiapan belajar ketat saya lakukan hingga lolos.

Singkat cerita setelah pengumuman mengenai kelulusan dan pendaftaran ulang dilakukan sejak saat itu saya telah menyandang status sebagai seorang mahasiswa. Kebetulan sejak tahun 2020 virus corona telah mewabah luas di Indonesia sehingga proses pembelajaran perkuliahan dilakukan secara daring atau online. Dalam benak saya sendiri mungkin rasa kecewa dalam hati tentu ada pasalnya saya sangat berharap besar bisa menikmati  berbagai fasilitas yang disediakan UNY serta kegiatan mulai dari PKKMB hingga perkuliahan. Tetapi semua itu telah digantikan dengan rasa senang diterimanya sebagai mahasiswa baru UNY angkatan 2020 saat itu. Mulai dari kegiatan awal PKKMB yang dihadiri oleh mahasiswa dari seluruh sudut nusantara. Sebelumnya saya tidak pernah terlintas bahwa mahasiswa UNY faktanya berasal hampir dari seluruh indonesia.

Setelah kegiatan PKKMB selesai mulailah masuk ke kegiatan perkuliahan. Minggu pertama tentu sudah dapat diketahui tidak lepas dari sesi perkenalan. Setiap dosen menanyakan satu per satu nama, asal hingga alasan masuk ke prodi pendidikan sosiologi ini. Saat itu saya menyatakan bahwa saya memilih UNY karena pandangan pertama oleh kualitas dan akreditas UNY serta prestasi yang gemilang, kemudian saya mengatakan bahwa memilih prodi Pendidikan Sosiologi karena ingin menjadi guru sosiologi terutama berkarir di tanah kelahiran saya Sulawesi Tengah yang sangat kekurangan tenaga pendidik mata pelajaran Sosiologi. Pada awal perkuliahan sangat terasa menyenangkan teman yang berasal dari berbagai daerah di indonesia dan dosen yang sangat ramah.

Memasuki minggu berikutnya penyesuaian yang dilakukan kesulitan demin kesulitan saya lewati. Walaupun dibatasi oleh layar laptop dalam belajar saya selalu berusaha untuk menuntaskan segala hal yang menjadi permasalahan dalam perkuliahan. Karena pada dasarnya bertanya belum tentu bodoh, tetapi paham akan apa yang ia tidak ketahui. Penyesalannya adalah ketika masuk ke dalam proses perkuliahan saya kurang dalam menguasai bahasa inggris. Ingin mengulang waktu ke masa SMA sangat tidak mungkin maka saya harus tetap berusaha agar dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.  Maka tiba saatnya tes TOEFL dilakukan sebagai syarat kelulusan saya merasa down tetapi kenyataanya harus dihadapi. Akhirnya saya berusaha keras dan dinyatakan lulus dengan poin 450.

Suka duka perkuliahan yang dilewati di prodi pendidikan sosiologi sangat mengagumkan. Kesan pertama perkuliahan sangatlah sulit. Penyesuaian harus dilakukan agar saya dapat bergerak maju dalam belajar, maksudnya apapun yang trejadi mau tidak mau harus dijalani, jika berhenti karena tidak bisa maka selamanya akan jalan ditempat. Terbilang dalam perkuliahan materi sangat banyak, sub materi yang terbagi – bagi dalam tingkat yang lebih banyak. Walaupun begitu dengan adanya pertemuan virtual yang diselenggarakan dosen mata kuliah semuanya menjadi lebih baik.

Dalam pertemuan virtual atau melalui aplikasi seperti zoom dan google meet juga mengalami kendala, mulai dari kualitas jaringan yang buruk sampai keefektifan berjalannya kelas. Hal yang paling terkesan adalah saat dosen menerangkan materi perkuliahan. Kenapa saya mengatakan hal itu berkesan? Karena disaat yang sama ketika kelas berlangsung dibaliknya ada mahasiswa yang saling mengirim pesan mengatakan curhatan mereka mengenai kelas yang telah berlangsung mulai dari mengantuk, bosan, seru, grogi dan lain sebagainya. Dari pribadi saya sendiri semua itu tergantung pada bagaimana mahasiswa menanggapi perkuliahan mereka, jika benar memperhatikan rasa bosan akan hilang, tetapi bagi mereka yang merasa bosan kemungkinan konsentrasi mereka berada pada hal yang lain.

Selain itu diskusi yang diselenggarakan dalam kelas online ini juga berkesan, karena saking jarangnya mahasiswa bertanya sehingga ketika sebuaah pertanyaan yang muncul menjadi kesan yang sangat berarti untuk meramaikan diskusi. Dari pribadi saya sendiripun sebenarnya beberapa mahasiswa mengatakan tidak paham, hanya saja kemungkinan mereka kebingungan tentang apa yang mereka ketahui daan tidaknya. Tetapi saya tetap berusaha untuk memberikan pertanyaan apabila tidak ada yang saya pahami, pada prinsipnya saya selalu mededikasikan diri untuk mengetahui apa yang saya tidak ketahui. Karena bertanya bukan berarti kamu bodoh tetapi itu berarti kamu paham dengan pemikiranmu sendiri. Kualitas diri kalian tergantung pada apa yang kalian pilih untuk diri kalian sendiri, dan saya bangga menjadi bagian dari pendidikan sosiologi UNY. Spirit Sosiologi !

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.
CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Image CAPTCHA
Enter the characters shown in the image.