SERIAL MERAWAT KELAS #1 : CERITA DOSEN KULIAH DARING

Di tengah pendemi covid-19, perkuliahan di UNY khususnya di Fakultas Ilmu Sosial mengalami perubahan dengan menyelenggarakan perkuliahan secara daring. Perkuliahan secara daring telah dilaksanakan selama 1 bulan dengan beragam penyesuaian. Inovasi dan kreatifitas dosen untuk menyiasati perkuliahan daring banyak dilakukan. Kendala dan tantangan perlu disikapi secara bersama untuk terus menjaga kualitas pembelajaran. Beragam tantangan yang ada mendorong dosen pendidikan sosiologi, Nur Endah Januarti dan Grendi Hendrastomo, menginisiasi webinar (seminar daring) untuk mengajak dosen, khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial untuk menceritakan pengalamannya melaksanakan perkuliahan daring.

Menurut Endah, selaku pengagas diskusi daring, kegiatan ini kami inisiasi dengan melihat ‘sepi’nya kegiatan-kegiatan diskusi di FIS semenjak perkuliahan diselenggarakan secara daring, sehingga kami memiliki ide bagaimana mendorong dan memunculkan diskusi secara daring melalui fasilitas webinar yang ada di beberapa aplikasi. Diskusi diselenggarakan dengan mengundang dosen di FIS untuk melakukan video conference menggunakan aplikasi zoom yang di siarakan secara langsung menggunakan Youtube, lanjut Endah.

Diskusi daring telah diselenggarakan pada Jumat (10/04), yang diikuti dosen-dosen FIS dan pengurus fakultas. Diskusi berjalan dengan lancar dimana banyak cerita dari dosen tentang pengalaman melaksanakan perkuliahan daring. Alifi Dosen Pendidikan Sejarah menceritakan pengalamannya menggunakan variasi aplikasi mulai dari besmart, zoom, google meet hingga whatapp grup. Alifi mengatakan bahwa ketika mempraktekan pembelajaran daring tidak hanya menekankan mahasiswa sebagai pengguna, tetapi juga mengajak mereka mempraktekkan pembelajaran daring sehingga ada nilai lebih yang dimiliki mahasiswa. Penggunaan variasi pembelajaran juga dilakukan oleh Laksana, Dosen Ilmu Komunikasi yang dilakukan untuk mengatasi kuota mahasiswa dan koneksi jaringan yang tidak lancar.

Pada diskusi ini juga muncul beberapa kendala yang muncul terkait dengan keterbatasan kuota, koneksi yang tidak lancar, hingga solusi-solusi yang mendapatkan respon positif dari pengurus fakultas. Ide gagasan untuk memberikan subsidi kuota bagi dosen dan mahasiswa hingga mengadakan pelatihan dan diskusi secara daring mengemuka dalam diskusi ini. Di sesi akhir diskusi, Endah menambahkan bahwa diskusi-diskusi secara daring seperti webinar ini dapat menjadi oase ditengah belajar dari rumah. Walaupun tidak dapat bertatap muka secara langsung, diskusi-diskusi akademik tetap dapat berlangsung. Melalui kegiatan awal ini harapannya akan diikuti dengan diskusi-diskusi lainnya untuk tetap menjaga iklim diskusi akademik dan semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.