Merengkuh Kesetaraan melalui Komik Gender

Tantangan social di era revolusi industry 4.0 salah satunya terkait dengan penciptaan kesetaraan bagi semua, tidak terkecuali memunculkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di semua bidang. Hari-hari ini posisi dan peran perempuan secara social masih dipandang sebelah mata, beberapa data mengungkapkan bahwa dalam hal pekerjaan, dominasi laki-laki masih begitu besar. Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan kurangnya kesadaran gender sejak dini. Beragam cara telah dilakukan, tetapi peningkatan kesadaran gender belum maksimal.

Berkaca pada tantangan tersebut dua mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY, Khairunnisak (Nisa) dan Riselda Jandi Gunawan (Elda) mencoba memberikan solusi dengan merancang aplikasi online berupa komik gender untuk siswa SMA. Menurut penuturan Nisa, komik ini muncul karena kegelisahan mereka melihat peserta didik belum mengerti dengan baik konsep kesetaraan gender. Selain itu peserta didik banyak menggunakan smartphone dalam pembelajaran, sehingga terbesit ide, kenapa tidak mencoba mengedukasi siswa tentang gender dengan menggunakan aplikasi online. Ditambahkan oleh Elda, bahwa online saja tidak cukup, perlu cara yang menarik untuk mengajarkan kesetaraan gender, dan komik lah yang dirasa paling pas untuk digunakan menyosialisasikan kesetaraan gender. Menurut Elda, komik memiliki keunggulan, selain bergambar, juga ringan untuk dibaca sehingga harapannya dapat meningkatkan kesadaran akan gender.

Ide tentang komik gender berbasis aplikasi android ini mereka presentasikan dalam lomba paper dan debat di Olimpiade Nasional Sosiologi Antropologi Indonesia di Universitas Hamzanwadi, Selong, Nusa Tenggara Barat (16/10/19). Komik gender Nisa dan Elda berhasil menjadi juara 2 dan mendapatkan apresiasi dari peserta lainnya. Lomba Paper dan Debat sendiri terbagi dalam 2 babak yang diikuti 12 tim finalis. Pada babak pertama setiap tim mempresentasikan papernya dan dipilih 4 tim untuk mengikuti babak debat. Di babak debat tiap tim bertemu dengan tim lainnya dengan sistem gugur, tutur Nisa. Bagi Nisa dan Elda pencapaian ini merupakan buah dari proses belajar di Pendidikan Sosiologi UNY yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan gagasan dan idenya seluas mungkin.