Eco-Enzyme: Kegiatan Membangun Desa melalui Upaya Pemberdayaan KWT dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga

Sisa potongan buah dan sayur atau lebih dikenal dengan limbah rumah tangga biasanya hanya dianggap sebagai sampah yang kemudian akan berujung pada pembuangan. Namun, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, terutama melalui anggota KWT Sedyo Mulyo, Tim Kegiatan Membangun Desa Prodi Pendidikan Sosiologi memberikan sosialisasi dan praktik pelatihan terkait pengolahan dan pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi cairan fermentasi yang kaya manfaat.

Eco enzyme ini sendiri merupakan produk hasil fermentasi dari limbah rumah tangga berupa buah dan sayur yang kemudian dicampur dengan air dan molase (bisa menggunakan gula, madu atau tetes tebu). Pada umumnya eco enzyme lebih dikenal sebagai cairan multiguna yang bisa diaplikasikan pada kebutuhan rumah tangga, pertanian dan peternakan. Melalui pemanfaatan eco enzyme ini selain bisa meminimalisir sampah rumah tangga juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara langsung dan tidak langsung.

Sebagai pelaksana program Kegiatan Belajar di Luar Kampus (KBLK) yang menggandeng mitra Kelompok Wanita Tani (KWT), kami melihat adanya kebutuhan untuk menunjang aktivitas pertanian, peternakan hingga rumah tangga yang dapat dengan mudah diolah oleh masyarakat. Disisi lain, kami juga sadar akan adanya potensi limbah rumah tangga yang ditimbulkan karena proses praktik produksi produk binaan KWT Sedyo Mulyo Padukuhan Tulasan berupa minuman herbal dan sabun cuci piring. Berangkat dari kesadaran tersebut, kemudian kami memberikan solusi dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur rumahan menjadi produk kaya manfaat bernama eco enzyme.

Dalam praktiknya, program pembinaan pengolahan dan pemanfaatan eco enzyme ini direalisasikan ke dalam dua rangkaian agenda yang berurutan pada:

Sosialisasi Pengolahan dan Pemanfaatan

Pada Jum’at, 1 Oktober 2021, tim KBLK Membangun Desa menggandeng Pak Awang dan Pak Kus dari OmahhijauQu untuk melaksanakan rangkaian program pertama. Profil Pak Kus dan Pak Awang dari OmahHijauQu yang sudah menjadi profesional pada bidang lingkungan dan pertanian kami rasa cocok untuk memberikan penyuluhan kepada anggota KWT secara efektif.

Kegiatan pengenalan ini diisi dengan sosialisasi yang mengupas tuntas Eco Enzyme. Kegiatan siang ini dimulai pada pukul 14.00 WIB, yang dihadiri oleh anggota KWT Sedyo Mulyo serta perwakilan dari pemuda Karang Taruna. Sesi sosialisasi yang kami selenggarakan ini diawali dengan penyuluhan yang diisi oleh Pak Awang dan Pak Kus, lalu setelahnya dibuka sesi diskusi antar peserta dan difasilitasi oleh penyuluh dan tim KBLK. Kegiatan ini juga dihadiri oleh penyuluh pertanian pendamping KWT Sedyo Mulyo, yakni Ibu Listuti dari Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Bambanglipuro yang turut menaikkan antusias anggota KWT dalam diskusi.

Pendampingan Praktik Pembuatan

Selang satu pekan setelah agenda sosialisasi, kami kembali bertemu dengan Anggota KWT untuk bersama-sama melakukan praktik pembuatan Eco Enzyme. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021, yang bertepatan pada jadwal arisan rutin anggota KWT, sehingga pesertanya sepenuhnya hanya dari Anggota KWT Sedyo Mulyo.

Pada kegiatan kali ini, kami dari tim Membangun Desa Prodi Pendidikan Sosiologi mendampingi anggota KWT dalam praktik pembuatan eco enzyme. Teknis kegiatannya agak berbeda jika dibandingkan dengan kegiatan minggu sebelumnya. Skema kegiatan praktik ini dilakukan dengan penjelasan kembali tata cara  pembuatan oleh pemateri dari tim, kemudian peserta terbagi ke dalam kelompok untuk didampingi satu orang fasilitator dalam melakukan praktik. Hasilnya, dengan antusiasme anggota KWT yang tinggi, masing-masing dari peserta yang hadir dapat membuat 1,5 liter eco enzyme yang bisa dibawa pulang.

Adapun untuk menunjang berjalannya program, kami mempersiapkan modul serta PPT yang instruktif untuk peserta kegiatan. Harapannya, maksud baik kami untuk memberikan pemahaman mengenai eco enzyme mulai dari manfaat hingga penggunaan dapat dipahami oleh peserta. Tidak berhenti disitu, kami juga berharap anggota KWT dapat tergerak untuk mengaplikasikan pemahamannya pada aksi nyata yang menginspirasi masyarakat Padukuhan Tulasan secara lebih luas. (Tim Membangun Desa)