ANALISIS: BIAS GENDER PADA MASYARAKAT INDONESIA

Apakah bias gender masih relevan pada zaman saat ini? Bias merupakan kondisi yang memihak atau merugikan. Sedangkan gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun budaya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut provinsi dan jenis kelamin di Indonesia tahun 2018 menujukan bahwa pria 75, 43% dan wanita 68,63%. Data tersebut menunjukkan bahwa akses hasil pembangunan pada wanita masih lebih rendah dibandingkan pria dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Hal tersebut memicu adanya bias gender atau suatu kondisi yang memihak dan merugikan salah satu jenis kelamin. 

Pada karakteristik gender sendiri terkait kepada membedakan Maskulinitas dan Feminitas. Maskulinitas yaitu laki-laki dianggap kuat, rasional, dan tegas, maka sering kali dalam masyarakat terdapat bias gender bahwa pria dianggap tabu apabila mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Sedangkan Feminitas yaitu wanita dikenal lemah lembut, emosional, keibuan, afektif, dan irasional yang seringkali terjadi bias gender seperti wanita diragukan kemampuannya  untuk menduduki suatu jabatan dalam pekerjaan. Dampak dari bias gender adalah diskriminasi gender serta kekerasaan dan pelecehan seksual. Bias gender dapat dicegah dengan mendidik dan mengasuh anak secara adil, selain itu juga dengan mengedukasi seks serta karakter anak sejak dini. Dengan mengurangi adanya bias gender, maka akan mendorong kesetaraan guna mewujudkan pembangunan yang adil dan setara bagi pria dan wanita.

By. Azzahra Nawangwulan (@azzahranaw) - ilustator / Retno Dhamayanti (@rdhamaya) - narator/ Arelya Febriane (@arelya_) - layouter