BELAJAR DARI JAKARTA “HAJI LULUNG VS AHOK DALAM KEMASAN MEDIA” DISKUSI BESAR (DUBES) MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Dinamika politik di Indonesia semakin menarik. Kemasan-kemasannya pun semakin bervariatif. Berbagai intrik dan gaya politik para pemimpin di negeri ini di satu sisi membuat masyarakat jengah namun di sisi lain tak sedikit pula membuat masyarakat semakin cerdas dalam menghadapi berbagai persoalan di negeri ini. Bahkan media pun memiliki kontribusi besar dalam kemasan berita dan isu-isu politik yang sedang terjadi. Hal ini tentunya mempengaruhi konstruksi berpikir masyarakat dalam melihat sebuah fenomena di negeri ini.

Begitu pula dengan mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY. Di saat ramai pemberitaan di media sosial bahwa mahasiswa saat ini tidak banyak yang tertarik dalam ajang-ajang aksi atau diskusi dan lebih semangat menjadi penonton hiburan dengan yel-yel heboh menggunakan gimik lagu-lagu populer, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi membantah hal tersebut. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi masih konsisten mengisi kegiatan dengan berdiskusi dan mengkaji fenomena aktual negeri ini dengan kegiatan DUBES (Diskusi Besar Sosiologi). Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Divisi Penelitian Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi sebagai sarana untuk mengaplikasikan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan mahasiswa terhadap isu-isu atau permasalahan di negara ataupun dalam lingkup kampus.

Pada hari kamis 19 Maret 2015 di Taman Ki Hajar Dewantara Dubes HIMA DILOGI mengambil tema tentang Haji Lulung vs Ahok dalam Kemasan Media. Kasus perdebatan antara Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok dengan anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana Alias Haji Lulung terkait masalah relokasi para PKL (Pedagang Kaki Lima) yang berdagang di Tanah Abang menjadi berita hangat di masyarakat. Bukan sekedar perdebatan biasa, namun hal ini bahkan sempat menjadi head line di banyak media karena  sampai melebar ke permasalahan politik. Selain itu mahasiswa berpendapat pada permasalahan ini  konstruksi media sangat berperan karena bagaimanapun sarana komunikasi dan akses informasi masyarakat terhadap berbagai peristiwa melalui media. Apalagi kejadian ini berurutan dengan masih pro kontranya Ahok sebagai pemimpin di Ibukota menggantikan Jokowi yang saat ini menjadi orang nomor satu di negeri ini. Hal itu lah yang membuat mahasiswa tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dari berbagai perspektif.

Diskusi ini diikuti oleh kurang lebih 35 mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Menjadi lebih menarik karena kegiatan ini menghadirkan pemantik diskusi yang juga merupakan mantan pengurus Hima Dilogi dan salah satu Mapres FIS UNY 2014 yakni Edi Purwanto. Acara dimulai dengan pemaparan tema diskusi oleh pemantik diskusi, dan memancing peserta diskusi untuk ikut mengeluarkan pendapat tentang tema yang diangkat sehingga tidak terkesan dari satu arah. Setiap ada peserta diskusi yang mengeluarkan pendapat maka pemantik diskusi akan membahas dan menggarisbawahi beberapa poin penting untuk memancing peserta diskusi lain menanggapinya.

Dari kegiatan diskusi ini mahasiswa Pendidikan Sosiologi menjadi lebih memahami dan mampu berpikir kritis terkait fenomena yang terjadi di negara Indonesia. Kegiatan seperti ini sangat baik untuk mendukung proses belajar mahasiswa baik secara akademik maupun non-akademik. (ca&end)